Little Man Tate
Film ini berkisah tentang kehidupan Fred Tate, seorang anak
Gifted atau anak berbakat yang lahir dari hasil rekayasa genetika dan hidup
dengan seorang Ibu (Dede). Sejak kecil, Fred sudah menunjukkan kemampuannya
yang luar biasa. Namun hanya Ibunyalah yang menyadarinya. Fred kecil yang masih
bayi, sudah bisa membaca padahal Ibunya tidak pernah mengajarinya. Dan ketika
memasuki usia tujuh tahun, ketika Tate sudah masuk sekolah dasar, Tate semakin
menunjukkan bakatnya yang sangat luar biasa. Tate mahir bermain piano, bahkan
memainkan not lagu dari belakang, selain itu Tate sangat cepat dalam menguasai
angka, sehingga kemampuan matematika dan fisikanya tanpa batas.
Namun,
walaupun begitu Tate tidak mendapatkan dukungan dari sekolah dan lingkungan
sosialnya. Gurunya tidak menyadari bakatnya dan hanya menganggapnya aneh,
karena Tate tidak pernah memperhatikan pelajaran, dan hanya melamun di kelas.
Begitu pula dengan teman-temannya di sekolah. Karena Tate sering melamun dan
penyendiri, teman-temannya menjauhinya. Apalagi, Tate termasuk anak yang
memiliki fisik yang lemah, sehingga tate tidak pernah diajak bergabung dalam
permainan-permainan olahraga.
Tate menjadi semakin kesepian, dan menenggelamkan diri pada isu
global yang ia baca dari buku-buku dan berita TV. Hanya Dede yang memperhatikan
dan memberikan kebutuhan kasih sayang padanya. Namun pada saat Jane – seorang
psikolog – menemukan Tate dan mengajaknya untuk mengikuti Olimpiade, Tate
menyadari bahwa ia bukanlah satu-satunya anak yang ”berbeda” dan merasa
kesepian. Bersama Jane, Tate mendapatkan dukungan dan stimulus untuk semakin
mengembangkan kemampuan berpikirnya. Tate merasa disanjung dan didukung. Namun,
Tate masih tidak bisa mendapatkan teman bermain. Tate masih merasa kesepian dan
sendiri.
Sampai
suatu saat, Tate menyadari bahwa orang yang benar-benar ia butuhkan adalah
Dede, ibunya. Hanya ialah yang menerima Tate apa adanya, dan tidak menuntut
apa-apa, serta sanggup memberikan kasih sayang secara tulus. Inilah titik balik
dalam kehidupan Tate. Ia menyadari bahwa di dunia ini masih ada tempat baginya
jika ia mau beradaptasi dengan lingkungannya dan menerima keadaan bahwa dirinya
dilahirkan sebagai anak yang berbakat. Sejak itu, Tate memiliki teman-teman
bermain dan dua orang dewasa yang mendukungnya secara mental dan emosional,
yakni Jane dan Dede.
Karakteristik pribadi gifted yang muncul dalam film:
Karakteristik pribadi gifted yang muncul dalam film:
1. Sangat cepat dalam belajar, hingga melebihi kemampuan anak
sebayanya. Misal; Tate sudah mampu membaca saat usianya masih balita, dalam usianya
yang masih 7 tahun Tate sudah mampu bermain piano selayaknya orang dewasa dan
mampu memahami fisika dan matematika bahkan tanpa batas. Bahkan saat dia ikut
Jane kuliah, diapun bisa menyerap materi dengan baik. Mahasiswa lain malah
meniru pekerjaannya.
2. Haus akan pengetahuan dan tertantang dengan materi yang lebih
sulit. Tate adalah kutu buku dan pembaca yang kritis. Begitu ia diajak Jane
untuk mengikuti perkuliahan, ia langsung bisa menyerapnya dengan baik.
3. Sering melamun (saat di kelas sekolah regular), terlihat bosan
dan mengabaikan pelajaran yang itu-itu saja. Ini adalah karakter yang
ditunjukkan anak berbakat yang under achiever. Tapi begitu ia masuk pada kelas
yang menawarkan materi yang menantang, iapun jadi lebih tertarik dan
bersemangat dalam menerima materi.
4. Ikut memperhatikan dan merisaukan tentang permasalahan global
yang dibacanya melalui buku dan berita TV. Bahkan Tate sering tidak bisa tidur
karena memikirkan lingkungan sekitarnya.
5.
Kemampuan verbalnya luar biasa. Tate mengetahui banyak kosa kata
yang seharusnya digunakan oleh orang dewasa dan membuat syair puisi yang sangat
mengagumkan yang tidak mungkin dibuat oleh anak normal sebayanya.
6.
Suka bereksperimen terhadap sesuatu. Contohnya ketika ia sering
bermain piano dengan memulai nada dari belakang, membongkar telepon dan membuat
benda baru dari pensil. Tate berpikir tidak lazim, karena pensil tersebut
seharusnya digunakan untuk menggambar, tapi malah dibuat benda baru menyerupai
susunan molekul olehnya. Sedangkan lagu yang baginya terlalu mudah, dimainkan
dari belakang sehingga teman-temannya menganggapnya aneh.
Kebutuhan sosioemosional pada pribadi gifted yang muncul pada film:
Pribadi gifted juga membutuhkan sosok dan kasih sayang ayah dan ibu. Mereka butuh perlindungan, rasa aman dan waktu yang dihabiskan bersama dengan orang tua mereka. Tate adalah sosok pribadi gifted yang mendapatkan kasih sayang dari ibunya, sedangkan Jane memiliki masa lalu yang miskin akan sentuhan kasih sayang orang tua. Tate merasa bersalah saat ia meninggalkan ibunya untuk mengikuti Jane pergi ke perkuliahan. Iapun menyesal dan sengaja berperilaku buruk pada Jane agar ia dapat pulang dan bertemu kembali dengan ibunya.
Pribadi gifted, membutuhkan teman bermain dan sahabat. Kelebihan
yang mereka miliki seringkali membuat mereka merasa sendiri karena tidak ada
teman yang mengerti pola pikir dan apa yang mereka pahami. Mereka akan
cenderung merasa kesepian dan ingin agar memiliki teman sebagaimana anak normal
yang lainnya. Tate sangat ingin mempunyai dan berhubungan dengan banyak teman,
tapi teman-temannya di sekolah biasa menganggapnya sebagai anak yang aneh. Tate
juga juga tidak ingin terlihat pintar agar dapat diterima secara sosial oleh
teman-temannya.
Jadi
menurut saya, bila dikaitkan dengan teori Triadich Models (Renzulli-Monks,
1995), keberbakatan Tate ini merupakan gabungan motivasi, kreatifitas, dan
kemampuan luar biasa. Motivasi Tate terlihat saat dia tertarik oleh materi yang
menantang, tertarik oleh kalender yang berisi lukisan, dan yang paling terlihat
adalah saat ia ingin sekali bertemu dengan ahli matematika di sekolah Jane.
Kreatifitasnya terlihat saat dia membuat susunan molekul dari pensil yang
seharusnya digunakan untuk menggambar. Kemampuan luar biasanya tampak saat ia
bisa membuat puisi yang kosa katanya tidak mungkin diciptakan oleh anak
seumurannya, lalu ia bisa memainkan nada dari belakang, dan yang paling tampak
adalah saat dia berhasil menjawab soal matematika yang sangat kompleks dalam
waktu yang sangat singkat dan tanpa perlu menghitung lama, cukup membayangkan
angka-angkanya. Ketiga unsur tadi didukung oleh faktor keluarga dimana ibunya
berusaha mendidik dengan cara memenuhi kebutuhan keberbakatan dari Tate, yaitu
saat ia tidak bisa tidur, ibunya mengajak permainan menebak bayangan, lalu berusaha
menjawab dengan benar setiap pertanyaan yang diajukan oleh Tate. Tidak lupa
sang ibu juga memenuhi kebutuhan afeksinya. Sedangkan di lingkungan sekolah
yang baru, Jane juga memenuhi kebutuhan intelektual Tate. Lalu faktor
lingkungannya yang mendukung adalah teman-temanya di sekolah yang baru. Oleh
karena itu kebutuhan Tate akan afeksi dan intelektual terpenuhi karena dukungan
dari ketiga faktor tadi, dan Tatepun tumbuh menjadi anak berbakat yang bahagia.