Peran Orang tua terhadap Perkembangan
Anak
Anak adalah
anugerah dari sang pencipta, orang tua yang melahirkan anak harus bertangung
jawab terutama dalam soal perkembangannya, baik ayah sebagai kepala keluarga
maupun ibu sebagai pengurus rumah tangga. Keikutsertaan orang tua dalam mendampingi
perkembangan anak merupakan awal keberhasilan orang tua dalam keluarganya. Ayah
dan ibu adalah teladan pertama bagi pembentukan pribadi anak.
Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya
memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak.
Karena kepribadian manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam
situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga.
Keluarga
berperan sebagai faktor pelaksana dalam mewujudkan nilai-nilai,
keyakinan-keyakinan dan persepsi budaya sebuah masyarakat. Ayah dan ibu yang
harus melaksanakan tugasnya dihadapan anaknya. Khususnya ibu yang harus
memfokuskan dirinya dalam menjaga akhlak, jasmani dan kejiwaannya pada masa pra
kehamilan sampai masa kehamilan dengan harapan Allah memberikan kepadanya anak
yang sehat dan saleh.
Orangtua dapat
membantu perkembangan anak menemukan potensi dan minat-minat mereka yang paling
mendalam dengan mendorong anak melakukan kegiatan beragam. Orangtua hendaknya
dapat menghargai minat intrinsik anak, dan menunjukkan perhatian dengan
melibatkan diri secara intelektual dengan anak, mendiskusikan masalah,
mempertanyakan, menjajaki dan mengkaji. Potensi dan kreativitas anak akan
berkembang baik jika orang dewasa maupun anak mempunyai kebiasaan-kebiasaan
kreatif. Misalnya, kebiasaan mempertanyakan apa yang dilihat, mempunyai
pandangan baru, menemukan cara lain untuk melakukan sesuatu, dan bersibuk diri
secara kreatif sebanyak mungkin. Beberapa faktor penentu bagaimana sikap
orangtua secara langsung yang mempengaruhi perkembangan anaknya adalah:
1)
Kebebasan,
orangtua yang percaya untuk memberikan kebebasan kepada anak cenderung
mempunyai anak kreatif. Tidak otoriter, tidak membatasi kegiatan anak dan
mereka tidak cemas mengenai anak mereka.
2)
Respek,
biasanya anak yang cerdas dan kreatif mempunyai orangtua yang menghormati
mereka sebagai individu, percaya akan kemampuan mereka, dan menghargai keunikan
anak. Anak-anak ini secara alamiah mengembangkan kepercayaan diri untuk berani
melakukan sesuatu yang orisinal.
3)
Kedekatan
emosi yang sedang, kreativitas anak dapat dihambat dengan suasana emosi yang mencerminkan rasa
permusuhan,penolakan, atau rasa terpisah. Tetapi keterikatan emosi yang
berlebih juga tidak menunjang pengembangan kreativitas anak. Anak perlu merasa
bahwa ia diterima dan disayangi tetapi seyogyanya tidak menjadi terlalu
tergantung kepada orangtua.
4)
Prestasi,
bukan angka, orangtua menghargai prestasi anak; mereka mendorong anak untuk
berusaha sebaik-baiknya dan menghasilkan karya-karya yang baik. Bagi mereka
mencapai angka tertinggi kurang penting dibandingkan imajinasi dan kejujuran.
5)
Orangtua aktif
dan mandiri, sikap orangtua terhadap diri sendiri amat penting,
karena orangtua menjadi model utama bagi anak. Orangtua merasa aman dan yakin
tentang diri sendiri, tidak mempedulikan status social, dan tidak terlalu
terpengaruh oleh tuntutan sosial.
6) Menghargai kreativitas, anak yang
kreatif memperoleh banyak dorongan dari orangtua untuk melakukan hal-hal yang
kreatif.
7)
Mencintai dan menyayangi anak-anaknya.
Ketika anak-anak mendapatkan cinta dan kasih sayang cukup dari kedua orang
tuanya, maka pada saat mereka berada di luar rumah dan menghadapi
masalah-masalah baru mereka akan bisa menghadapi dan menyelesaikannya dengan
baik. Sebaliknya jika kedua orang tua terlalu ikut campur dalam urusan mereka
atau mereka memaksakan anak-anaknya untuk menaati mereka, maka perilaku kedua
orang tua yang demikian ini akan menjadi penghalang bagi kesempurnaan
kepribadian mereka.
8)
Menjaga ketenangan lingkungan rumah dan
menyiapkan ketenangan jiwa anak-anak. Karena hal ini akan menyebabkan
pertumbuhan potensi dan kreativitas akal anak-anak yang pada akhirnya keinginan
dan Kemauan mereka menjadi kuat dan hendaknya mereka diberi hak pilih.
9)
Saling menghormati antara kedua orang tua
dan anak-anak. Hormat di sini bukan berarti bersikap sopan secara lahir akan
tetapi selain ketegasan kedua orang tua, mereka harus memperhatikan keinginan
dan permintaan alami dan fitri anak-anak. Saling menghormati artinya dengan
mengurangi kritik dan pembicaraan negatif sekaitan dengan kepribadian dan
perilaku mereka serta menciptakan iklim kasih sayang dan keakraban, dan pada
waktu yang bersamaan kedua orang tua harus menjaga hak-hak hukum mereka yang
terkait dengan diri mereka dan orang lain. Kedua orang tua harus bersikap tegas
supaya mereka juga mau menghormati sesamanya.
10) Mewujudkan
kepercayaan. Menghargai dan memberikan kepercayaan terhadap anak-anak berarti
memberikan penghargaan dan kelayakan terhadap mereka, karena hal ini akan
menjadikan mereka maju dan berusaha serta berani dalam bersikap. Kepercayaan
anak-anak terhadap dirinya sendiri akan menyebabkan mereka mudah untuk menerima
kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri mereka. Mereka percaya diri dan
yakin dengan kemampuannya sendiri. Dengan membantu orang lain mereka merasa
keberadaannya bermanfaat dan penting.
11) Mengadakan
perkumpulan dan rapat keluarga (kedua orang tua dan anak). Dengan melihat
keingintahuan dan kebutuhan jiwa anak, mereka selalu ingin tahu tentang dirinya
sendiri. Tugas kedua orang tua adalah memberikan informasi tentang susunan
badan dan perubahan serta pertumbuhan anak-anaknya terhadap mereka. Selain itu
kedua orang tua harus mengenalkan mereka tentang masalah keyakinan, akhlak dan
hukum-hukum islam serta kehidupan manusia.