Apa itu MRI?
MRI, atau yang seringkali
disebut dengan Magnetic Resonance Imaging
merupakan sebuah prosedur dengan gambar-gambar beresolusi tinggi
dikonstruksikan dari pengukuran gelombang-gelombang yang dipancarkan oleh
atom-atom hidrogen ketika diaktifkan oleh gelombang frekuensi-radio di medan
magnetic.
MRI sering dibandingkan
dengan beberapa alat scanning lain, terutama dengan CT-scan dan X-ray. Namun,
ketiga alat tersebut masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan yang
membedakan ketiganya dengan satu sama lain. Sebagai contoh X-ray images digunakan untuk dapat melihat proyeksi gambar jaringan
tubuh yang keras seperti tulang, sedangkan
CT-scan dapat digunakan untuk melihat jaringan tubuh yang keras dan lunak
seperti jaringan otak.
Kelebihan
MRI:
MRI terlihat dapat
menunjukkan gambaran yang lebih detail dan jelas dibandingkan dengan CT-Scan.
Terlihat dari beberapa contoh di video dan juga melalui referensi buku Pinnel,
MRI dapat melihat benda (tubuh kita) baik secara 1 dimensi, 2, maupun 3
dimensi. Sehingga, alat ini mampu memberikan suatu gambaran yang mencangkup
keseluruhan aspek jaringan yang dapat kita gunakan.
Kelebihan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dibandingkan dengan metode-metode
biopsikologi yang lain adalah MRI memberikan gambar-gambar otak yang lebih
jelas dibandingkan CT (Computed
Tomography). Pemindai MRI adalah dua dimensi yang dikode dengan warna otak
midsagital. MRI juga memberikan spatial resolution (resolusi spasial,
kemempuan untuk mendeteksi berbagai perbedaan di lokasi spasial) yang tinggi,
MRI dapat menghasilkan gambar-gambar tiga dimensi. MRI structural dapat
digunakan untuk memberikan gambar-gambar tiga dimensional seluruh otak.
Beberapa faktor kelebihan yang
dimiliki-nya, terutama kemampuannya membuat potongan koronal, sagital, aksial
dan oblik tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh pasien sehingga sangat sesuiai
untuk diagnostik jaringan lunak. Teknik penggambaran MRI relatif komplek karena
gambaran yang dihasilkan tergantung pada banyak parameter. Bila pemilihan
para-meter tersebut tepat, kualitas gambar MRI dapat memberikan gambaran detail
tubuh manusia dengan perbedaan yang kontras, sehingga anatomi dan patologi
jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti.
Kelebihan lainnya ialah berbeda dengan
CT-Scan, MRI tidak memberikan rasa sakit kepada pasien akibat radiasi sebab
dalam prosesnya tidak digunakan sinar-X. Salah satu kelebihan tinjau MRI
adalah, menurut pengetahuan pengobatan masa kini, tidak berbahaya kepada orang
yang sakit. Berbanding dengan CT scans “computed axial tomography” yang
menggunakan aksial tomografi berkomputer yang melibatkan dos radiasi mengion,
MRI hanya menggunakan medan magnet kuat dan radiasi tidak mengion
“non-ionizing” dalam jalur frekuensi radio. Bagaimanapun, perlu diketahui bahwa
orang sakit yang membawa benda asing logam (seperti serpihan peluru) atau
implant terbenam (seperti tulang Titanium buatan, atau pacemaker) tidak boleh
dipindai di dalam mesin MRI, disebabkan penggunaan medan megnet yang kuat.
Sedangkan, dibandingkan dengan PET (Positron Emission Tomography)
fungtional MRI memiliki empat keunggulan yaitu: (1) Tidak ada yang harus
disuntikkan ke dalam subjeknya; (2) memberikan informasi struktural maupun
fungsional dalam gambar yang sama; (3) resolusi spasialnya lebih baik; dan (4)
dapat digunakan untuk menghasilkan gambar-gambar tiga dimensi aktivitas seluruh
otak.
Kedua alat canggih di atas
dapat melakukan pengukuran dengan bantuan x-ray. Sehingga prosedur dari penggunaan
CT-Scan secara general.
Kekurangan
MRI:
Pemeriksaan dengan MRI memang banyak memiliki
keunggulan. Prosedur pemeriksaan MRI pun tidak menimbulkan sakit atau kerusakan
jaringan. Akan tetapi walaupun MRI dapat digunakan sebagai alat deteksi
kebohongan dengan tingkat akurasi mendekati 100 persen namun tidak semua gejala
non-alamiah manusia kemudian dapat diidentifikasi sebagai kebohongan. Selain
itu, karena berada pada daerah dengan medan magnet besar, maka pada saat
pemeriksaan berlangsung akan dapat menarik benda-benda yang bersifat logam dan
menyebabkan tempatnya bergeser.
Kelemahan MRI yaitu tidak dapat dilakukan pada pasien dengan benda logam
yang ditanam di dalam tubuhnya. Benda logam yang ditanam di tubuh atau implan
antara lain dapat berupa klip, pacemaker pada jantung. Ada juga alat bantu
dengar ataupun gigi palsu. Maka sebelum pasien menjalani pemeriksaan MRI
dilakukan screening dengan alat yang dapat mendeteksi ada tidaknya logam dalam
tubuh yakni metal detector. MRI juga tidak dapat digunakan untuk pemeriksaan
paru dan kurang baik untuk pemeriksaan saluran cerna, serta tidak sensitive
untuk mendeteksi klasifikasi.
Sementara itu sebelum melakukan pemeriksaan MRI pasien diharuskan memakai
baju khusus pemeriksaan dan menanggalkan benda-benda bersifat feromagnetik atau
yang mampu menarik magnet seperti jam tangan, perhiasan jepit tambut dan
lainnya. Disisi lain, MRI juga memiliki kontra indikasi atau sebaiknya tidak
dilakukan pada pasien klostrophobia atau seseorang yang takut masuk kedalam
terowongan yang disebut gantry. Selain waktu pemeriksaannya yang lebih panjang
beberapa menit dibanding CT scan, pasien juga harus dalam keadaan diam tidak boleh bergerak
dalam waktu beberapa menit. Maka untuk
orang yang phobia terhadap terowongan sebaiknya tidak melakukan pemeriksaan
dengan MRI begitu juga dengan pasien anak – anak kecil yang tidak dapat
tenang. Akan tetapi jika terpaksa tetap
harus menjalani pemeriksaan MRI, dapat dilakukan dengan menggunakan anastesi.