Tugas perkembangan
Tugas perkembangan (developmental task) menurut Havighurst adalah tugas yang muncul
atau tugas yang harus diselesaikan seseorang pada periode / tahapan kehidupannya. Jika tugas tersebut berhasil / sukses
akan memperoleh kesenangan, pujian dari lingkungan dan memperlancar tugas
berikutnya. Namun bila gagal dalam tugas perkembangan akan mendapatkan kesedihan, kecewa, stress, celaan dari
lingkungan dan menghambat tugas berikutnya.
Subjek pertama telah menerima perubahan dan kondisi
fisiknya dan berperan sesuai dengan perannya sebagai anak dan pelajar. Menurut
Eysenck (1972), perkembangan fisik yang mencolok pada remaja terjadi setelah
mereka mengalami kemasakan seksual yang mempengaruhi perkembangan struktur
tubuhnya. Bersamaan dengan terbentunya struktur tubuh pada remaja, tugas
perkembangan yang harus diselesaikan adalah menerima kondisi fisiknya dan
berperan sesuai dengan jenisnya. Peran jenis dalam kehidupan sehari-hari merupakan
perilaku spesifik yang diharapkan dan sebagai standar yang diterapkan pada
laki-laki dan perempuan. Kalau terjadi penyimpangan subjek akan dipandang
negatif.
Melaksanakan tugas perkembangan sebagai remaja
dengan baik, dan bersosialisasi dengan lingkungan secara langsung. Subjek dapat
berpikir secara abstrak sesuai dengan norma-norma yang ada di lingkungan.
Subjek mendapat dukungan penuh dari lingkungan, keluarga, teman dan pacar baik
secara verbal atau non verbal. Subjek sangat bersemangat untuk menempuh
pendidikan dan mencapai cita-citanya. Mengacu pada pendapat Gottlieb (1983),
dukungan orang terhadap pembentukan orientasi masa depan remaja dapat dilakukan
melalui pemberian informasi atau nasehat verbal dan non verbal, bantuan nyata
atau tindakan yang mempunyai manfaat emosional bagi remaja.
Pembentukan indentitas merupakan tugas utama dalam
perkembangan kepribadian yang diharapkan tercapai pada akhir masa remaja.
Subjek berusaha mencari indentitas sebagai pelajar dan remaja. Tanda-tanda
menuju hasil yang baik sudah terlihat dari pola perilaku subjek sehari-hari,
dan bersemangat dalam menempuh pendidikan untuk mencapai cita-citanya. Menurut
Jones & Hartmann (1988), perkembangan identitas selama masa remaja sangat
penting karena akan memberikan suatu landasan bagi perkembangan psikososial dan
relasi interpersonal pada masa dewasa.
Subjek kedua telah menerima perubahan dan
kondisi fisiknya saat ini, tetapi peran
sebagai anak dan pelajar kurang dilaksanakan dengan baik. Masih banyak
tugas-tugas perkembangan yang dilalui dengan kurang baik. Subjek memiliki
banyak teman yang berarti mempunyai peran sosial yang baik dalam lingkungan,
tetapi dukungan keluarga dalam hal mental dan nasehat sangat kurang. Dalam hal
ini Nurmi (1991) menjelaskan bahwa meskipun teman sebaya dan lingkungan sekolah
memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan remaja, namun sesungguhnya
orang tua tetap menjadi bagian yang penting bagi kehidupan mereka. Dukungan
orang tua masih sangat dibutuhkan oleh remaja dalam memutuskan rencana masa
depan anaknya.
Melaksanakan tugas perkembangan sebagai remaja
dengan kurang baik, subjek terkesan tidak pada posisinya sebagai pelajar. Subjek
lebih mengesplorasi kemampuan dalam mengemudikan sepeda motor yaitu dengan
balapan liar. Masa remaja yang sedang krisis identitas dan berusaha mencari
jatidirinya tercermin di subjek. Identitas masing-masing orang merupakan suatu
hal yang kompleks, yang mencakup banyak kualitas dan dimensi yang berbeda-beda,
yang lebih ditentukan oleh pengalaman subjektif daripada pengalaman objektif,
serta berkembang atas dasar eksplorasi sepanjang proses kehidupan (Dusek,1991).
Subjek berusaha mengembangkan proses pencarian
identitasnya secara mandiri, dan melalui hubungan sosial dengan teman-temannya.
Menurut Josselson, 1980 (dalam Seifert & Hoffnung, 1994), proses pencarian
identitas adalah proses di mana seorang remaja mengembangkan suatu identitas
personal atau sense of self yang unik, yang berbeda dan terpisah dari
orang lain dan bisa disebut dengan individuasi (individuation). Proses ini
terdiri dari empat sub tahap yang berbeda, tetapi saling melengkapi, yaitu :
diferensiasi, praktis dan eksperimentasi, penyesuaian, serta konsolidasi diri.
Di dalam tahapan perkembangan anak, Stephen J.
Ball (2000 : 1214) menyatakan bahwa masa remaja merupakan suatu fase
hidup dimana individu-individu remaja tersebut sedang mencari dan
membentuk konsep diri (self-concept) dan jati diri (self-identity). Senada
dengan pernyataan tersebut, Nurhaya Nurdin menyatakan bahwa masa-masa teenager
atau masa remaja ini adalah merupakan masa pencarian identitas diri (Nurdin:
2008). Masa yang ditandai dengan keinginan untuk membentuk kelompok-kelompok
di luar dari pengawasan orangtua dan keluarga. Tiap remaja ingin diakui
oleh remaja lainnya, entah karena prestasi, kesamaan minat dan hobi ataukah
karena alasan lain yang hanya mereka sendiri yang tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar