JIGSAW II


JIGSAW II
Ketika Aronson (1975) mengembangkan metode Jigsaw untuk pertama kalinya, Slavin (1989) lalu mengadopsi dan memodifikasinya kembali. Hasil modifikasi yang dilakukan Slavin ini dikenal dengan metode Jigsaw versi II. Dalam metode ini, setiap kelompok “berkompetisi” untuk memperoleh penghargaan kelopok (group reward). Penghargaan ini diperoleh berdasarkan performa individu masing-masing anggota. Setiap kelompok akan memperoleh point tambahan jika masing-masing anggotanya mampu menunjukkan performa (dibandingkan sebelumnya) saat ditugaskan mengerjakan kuis.
            Teknis pelaksanaannya hampir sama dengan Jigsaw I. tahapan pembelajaran Jigsaw menurut Slavin (1995) adalah sebagai berikut:
1.      Membaca
Siswa mendapat topik ahli, yaitu topik yang menjadi fokus masing-masing siswa, tiap-tiap siswa dalam satu kelompok mendapatkan topik yang berbeda. Materi yang diberikan kemudian dibaca untuk menemukan informasi yang ada.
2.      Diskusi kelompok ahli
Siswa dengan bahan pelajaran yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok ahli
3.      Laporan kelompok
Para ahli kemudian ke kelompok asalnya untuk mengajarkan teman kelompok mereka mengenai topic ahli. Pengajaran ini dibutuhkan agar dirinya dan teman-teman satu kelompoknya bisa siap menghadapi ujian individu berikutnya.
4.      Tes
Siswa mengerjakan kuis/soal secara individu. Soal tersebut mencakup seluruh topic yang telah dipelajari dan didiskusikan.
5.      Penghargaan kelompok
Skor yang diperoleh setiap anggota dari hasil kuis ini akan menentukan skor yang diperoleh oleh kelompok mereka Kelompok dengan skor tertinggi berhak mendapatkan penghargaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel

Peran Psikologi dalam Investigasi Kasus Hukum di Indonesia

Peran Psikologi dalam Investigasi Kasus Hukum di Indonesia Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa/psikis manusia, sehingga ...

Artikel Populer