JIGSAW III
Metode Jigsaw yang ketiga ini dikembangkan oleh Kagan (1990). Tidak ada
perbedaan yang menonjol antara JIGSAW
I, JIGSAW II, JIGSAW III dalam tata laksana
dan prosedurnya masing-masing. Hanya saja, dalam JIGSAW III, Kagan lebih fokus
pada penerapannya di kelas-kelas bilingual. Jadi berbeda dengan dua metode Jigsaw sebelumnya yang dapat diterapkan
pada semua materi pelajaran, metode Jigsaw
III khusus diterapkan untuk kelas bilingual.
Kelas bilingual bisa dipahami
sebagai kelas yang didalamnya terdapat para pembelajar bahasa Inggris dari
berbagai daerah dengan level profiency
yang berbeda-beda. Dalam kelas bilingual biasanya terdapat:
1. Siswa-siswa yang
mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa nasional mereka (English-Only Leaners/EOL),
2. Siswa-siswa
yang bahasa nasionalnya bukan bahasa Inggris namun mereka terlibat dalam proses
pembelajaran bahasa Inggris (English-Language
Leaners/ELL),
3. Siswa-siswa yang bahasa
nasionalnya bukan bahasa Inggris namun mereka mahir berbahasa Inggris (English-Proficient Leaners/EPL).
Karena
diterapkan khusus untuk kelas bilungual, maka JIGSAW III pada umunya
menggunakan bahasa Inggris untuk materi, bahan, lembar kerja, dan kuisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar