Peran mahasiswa sebagai problem solver di kehidupan masyarakat pesisir pantai

Peran mahasiswa sebagai problem solver di kehidupan masyarakat pesisir pantai
“Sebagai sebuah konsep, pengertian tentang mahasiswa masih sering menjadi perdebatan. Perdebatan itu timbul karena mahasiswa di dalam konsepsi dan realitas kenyataannya masih dipandang dari satu aspek saja dari sekian banyaknya kompleksitas pengertian dan realita kehidupan suatu golongan masyarakat. Pertama, Mahasiswa sebagai individu. Mahasiswa adalah individu yang sedang melakukan serangkaian kegiatan dalam rangka menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Tugas pokok mahasiswa adalah untuk mendapatkan keahlian/ketrampilan berdasarkan suatu/sejumlah ilmu tertentu. Kedua, Mahasiswa sebagai suatu kelompok. Kelompok mahasiswa adalah bagian dari unsur masyarakat sipil, yaitu suatu masyarakat yang melingkupi kehidupan sosial terorganisasi yang terbuka, sukarela, lahir secara mandiri, otonom dari negara dan terikat pada tatanan legal atau seperangkat nilai-nilai bersama. Karena itu ketika kita berbicara tentang mahasiwa maka sebenarnya yang kita bicarakan adalah tentang gerakan mahasiswa. Mahasiswa sebagai suatu gerakan adalah suatu kelompok masyarakat yang memiliki karakter kritis, independen, dan obyektif. Impelmentasi dari hal ini diwujudkan dalam karakter gerakannya (Risbiyantoro, 2005)”.
Mahasiswa Indonesia memiliki cita-cita khusus dalam menunaikan tugas masa depannya yaitu mahasiswa dibentuk menjadi : (1) orang yang berjiwa bangsa Indonesia; (2) orang yang berbudaya Indonesia; (3) orang yang mempunyai dasar dan kenyataan hidup yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berperikemanusiaan yang adil dan beradab, dan demokratis; (4) orang yang mempunyai kecakapan dan kesiapan untuk menunaikan pertanggunganjawaban terhadap pembangunan, pemeliharaan dan perkembangan kebudayaan dan hidup kemasyarakatan, agar tercapai kebahagiaan dan kesejahteraan bangsa dan negara khususnya dan dunia pada umumnya. Terkait dengan cita-cita yang keempat, bahwa mahasiswa yang diharapkan bangsa adalah mahasiswa yang tidak lagi cemas dengan dirinya sendiri, tetapi cemas dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Oleh karena itu, mahasiswa diarahkan bagaimana menuntut ilmu untuk mengembangkan dan menerapkan ilmunya bagi keadaban, kemanfaatan, dan kebahagiaan bangsa. Dalam kehidupan di masyarakat, mahasiswa diharapkan menjadi problem solver. Lebih jauh lagi, selain menjadi problem solver bagi lingkungannya, mahasiswa diharapkan dapat menjadi  trend setter  dan  role model  dalam kemajuan dan inovasi yang mempertimbangkan kearifan lokal (Anonim, 2011a)”. Di tengah masih banyaknya persoalan sosial ekonomi di negeri ini, dampak dari kemiskinan yang terjadi pada masyarakat pesisir pantai semakin membebani khususnya masyarakat pesisir pantai dan bangsa Indonesia pada umumnya. Dampak dari kemiskinan umumnya berkembang menjadi masalah sosial, seperti pengangguran, kerentanan (vulnerability) dan menurunnya kualitas sumber daya manusia Indonesia. Bagi sebagian masyarakat pesisir pantai hal ini menyebabkan  hilangnya jaminan masa depan (Bengen, 2001)”.
Dari uraian di atas, jelas penanganan kemiskinan masyarakat pesisir pantai  memerlukan kerjasama multidisiplin ilmu oleh semua pihak, termasuk mahasiswa.  Inilah ajang yang tepat bagi mahasiswa untuk menjadi problem solver terhadap  masalah yang terjadi di daerah pesisir pantai dengan mengaplikasikan ilmunya sekaligus memberikan semangat, sumbangan ide kreatif, pikiran, gagasan maupun tenaga yang bermanfaat pada masyarakat pesisir pantai. Semua mahasiswa, dari berbagai bidang ilmu, dapat berkontribusi dengan berbagai cara untuk pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir pantai (Anonim, 2011a)”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel

Peran Psikologi dalam Investigasi Kasus Hukum di Indonesia

Peran Psikologi dalam Investigasi Kasus Hukum di Indonesia Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa/psikis manusia, sehingga ...

Artikel Populer