Apakah Teori Super dapat diterapkan di Indonesia?

Apakah Teori Super dapat diterapkan di Indonesia?
Teori super sebenarnya bisa diterapakan di Indonesia, namun harus melalui beberapa pertimbangan yang patut diperhatikan dan menghadapi banyak tantangan. Kita ambil contoh budaya, budaya dalam berorganisasi tentunya banyak yang berbeda-beda. Dalam mengatur kebiasaan kerja maupun berkomunikasi antar anggota organisasi tentunya harus benar-benar mengerti budaya dan kebiasaan antar anggota.
Teori super yang berpatokan pada tahap perkembangan karier seseorang, akan sangat sulit diterapakan di indonesia karena banyaknya faktor yang mempengaruhi, diantaranya budaya, pendidikan yang tak seragam dan minat bekerja yang kurang bersemangat (karena cepat puas), konsep adat istiadat dan norma-norma yang ada dimasyarakat juga banyak mempengaruhi perkembangan karier. Untuk menerapakan teori super pada masyarakat indonesia tentunya akan sangat sulit, karena banyak dari masyarakat kita yang hidup dibawah garis kemiskinan, mereka tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhannya setiap hari. Antara kenaikan posisi dalam suatu perusahaan atau organisasi juga sangat sulit, akibat dari sistem yang kurang baik dalam organisasi-organisasi yang ada di Indonesia. Teori super akan sulit diterapkan di Indonesia.
Pentingnya Pekerjaan dimasa Dewasa
Pekerjaan seorang dewasa akan mementukan kehidupannya dimasa tua kelak atau setelah pensiun dari pekerjaannya. Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor tersebut sebagian terdapat pada individu sendiri dan sebagian terdapat dalam lingkungan hidup yang semuanya berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karier seseorang. Pilihan jabatan merupakan suatu campuran dari banyak faktor pada individu sendiri seperti kebutuhan, sifat-sifat kepribadian, serta kemampuan intelektual, dan juga banyak faktor di luar individu seperti taraf kehidupan sosial-ekonomi keluarga, variasi tuntutan lingkungan kebudayaan, dan kesempatan/peluang yang muncul. Pada intinya semua yang dibutuhakan dalam pekerjaan yang dilakukan terletak pada faktor-faktor pada individu sendiri.
Teori Super dalam Pengembangan Karier
Proses perkembangan karier dibagi atas lima tahap, yaitu :
  1. Tahap Pengembangan (Growth) mulai dari saat usia 4 tahun sampai umur lebih kurang 15 tahun, anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas, sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri (self-concept structure)
  2. Tahap Eksplorasi (Exploration) dari umur l5 sampai 24 tahun pada usia ini mulai memikirkan berbagai alternatif jabatan atau pekerjaan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat untuk pekerjaan selamanya.
  3. Tahap Pemantapan (Establishment) dari umur 25 sampai 44 tahun pada usia ini bercirikan usaha yang tekun memantapkan diri melalui seluk-beluk pengalaman selama menjalani karier atau pekerjaan tertentu.
  4. Tahap Pembinaan (Maintenance) dari umur 45 tahun sampai 64 tahun pada usia ini orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan atau menikmati posisinya dalam bekerja.
  5. Tahap Kemunduran (Decline) pada usia ini orang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya.
Kelima tahap ini dipandang sebagai acuan bagi munculnya sikap­-sikap dan perilaku yang menyangkut keterlibatan dalam suatu jabatan, yang terlihat dalam tugas-tugas perkembangan karier (vocational developmental tasks).
Perbedaan Gender dalam Pola Karier
Teori Super menaruh perhatian pada psikologi diferensial sebagai cabang ilmu psikologi yang mempelajari perbedaan bermakna antara individu-individu, antara lain dengan menggunakan alat-alat tes untuk memperoleh data tentang berbagai ciri kepribadian yang jelas mempunyai kaitan dengan memegang suatu jabatan, seperti kemampuan intelektual, bakat khusus, minat, dan sifat-sifat kepribadian. Unsur yang mendasar dalam pandangan teori Super adalah konsep diri atau gambaran diri sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan jabatan yang akan dipegang (vocational self-concept) yang merupakan sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri sendiri. Data hasil penelitian memberikan indikasi yang kuat bahwa gambaran diri yang vokasional berkembang selama pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif, perkembangan ini berlangsung melalui observasi terhadap orang-orang yang memegang jabatan tertentu. Melalui identifikasi dengan orang-orang dewasa yang sudah bekerja, melalui penghayatan pengalaman hidup, dan melalui pengaruh yang diterima dari lingkungan hidup.
Perbedaan gender sangat berpengaruh di Indonesia, mereka memilih pekerjaan yang cocok sesuai dengan kemauan dan potensi yang dimiliki. Pria memilih pekerjaan yang sesuai, mereka masuk ke dalam karir secara dini dengan sedikit atau tanpa masa percobaan. Konsep kematangan karir yang dikembangkan oleh Super itu mempunyai implikasi yang besar bagi program pendidikan karir dan konseling karir. Fase-fase perkembangan kematangan karir merupakan titik di mana kita dapat mengidentifikasi dan mengases sikap dan kompetensi yang terkait dengan pertumbuhan karir yang efektif. Lebih jauh, gambaran tentang sikap dan kompetensi yang diharapkan dicapai dalam setiap tahap itu memungkinkan kita menentukan tujuan instruksional dan konseling yang dirancang untuk membantu perkembangan kematangan karir

Pemilihan Karier
Aspek-aspek perkembangan dari teori Super memberikan penjelasan tentang berbagai faktor yang mempengaruhi proses pemilihan karir. Dua prinsip dasar berikut ini dipergunakan dalam teori perkembangan pada umumnya:
(1) Perkembangan karir merupakan proses seumur hidup yang terjadi pada periode-periode perkembangan tertentu.
(2)  Konsep diri terbentuk pada saat masing-masing fase kehidupan mendesakkan pengaruhnya pada perilaku manusia.
Super (1984) mengklarifikasi pandanganya tentang teori konsep diri bahwa pada esensinya konsep diri merupakan kecocokan antara pandangan individu terhadap atributnya sendiri dengan atribut yang dibutuhkan oleh sebuah okupasi. Super membagi teori konsep diri ke dalam dua komponen: (1) personal atau psikologis, yang berfokus pada cara individu memilih dan beradaptasi pada pilihannya; dan (2) sosial, yang berfokus pada asesmen pribadi yang dilakukan oleh individu terhadap situasi sosioekonominya dan struktur sosial di mana dia bekerja dan tinggal saat ini. Hubungan antara konsep diri dengan perkembangan karir merupakan salah satu kontribusi utama teori Super.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel

Peran Psikologi dalam Investigasi Kasus Hukum di Indonesia

Peran Psikologi dalam Investigasi Kasus Hukum di Indonesia Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa/psikis manusia, sehingga ...

Artikel Populer